31 Juli 2013

(Kisah Sambolo Kala) - Kisah Perjuangan Donggo




Rangkaian peristiwa sejarah  dou donggo dalam memeperjuangkan identitas dou donggo, begitu mewarnai khasanah sejarah donggo, begitupun dengan kisah Sambolo kala berikut ini.  Sambolo kala adalah nama pedang/parang yang di miliki oleh Ompu Donggo. Kata  Sambolo = Parang/pedang Kala =merah/Darah. Sambolo kala biasannya di gunakan untuk sembelih atau memotong hewan.
Awal cerita Menurut legenda setempat, moyang Kami Dari Donggo pernah berseteru dengan Banginda Raja Bima dalam suatu pertemuan di istana Bima yang sekarang Asi Mbojo. Namanya Ompu Donggo, Sebagai Penguasa Donggo mendapat murka raja di hadapan para pejabat Kerajaan. Akibat di marahi didepan orang banyak , Ompu Donggo amat terpukul, ia pun pulang ke Donggo dengan persaan dongkol.dan dendam membara pada Sang Raja Bima.
Seperti biasa  dan sudah menjadi tradisi bagi Rakyat Bima,  tiap musim para pejabat Daerah Kecamatan mempersembahkan hadiah kepada Raja diistana. hadiah itu berupa hasil panen berikut kerbau jantan. dalam idiom orang Donggo setempat dikatakan sahe dalawanga ( kerbau bertanduk lebar) begitu lebarnya tanduk kerbau, ketika binatang itu melewati lare-lare (pintu Gerbang istana bagian Barat)  kepalanya harus dimiringkan agar bisa masuk halaman istana. Tiap penguasa wilayah berusaha mempersembahkan kerbau paling besar sebagai tanda kepatuhan pada Tuan Raja.
Manakala para penguasa Daerah datang, Raja biasanya duduk di istana menghadap sera suba disebelah barat istana ( Asi Mbojo), beliau dengan sendirinya bisa menyaksikan satu persatu para ompu membawa hadiah, mereka masuk ke istana lewat lare-lare (pintu masuk Asi  Mbojo).
Setahun setelah peristiwa di istana  Ompu Donggo seperti biasa mempersembahkan hadiah, Tahun berikutnya juga begitu, rupanya pada kali ketiga , Ompu Donggo membayar sakit hatinya. ia datang membawa hasil panen ala kadarnya dan kerbau cacat  yang tidak bertanduk.
          Menyaksikan ulah Ompu Donggo, Raja murka” anda telah mempermalukan saya “ kata raja pun memarahi habis-habisan Ompu Donggo.
 Ompu mencoba membela diri, Katanya “ utang penghinaan dibalas penghinaan, utang nyawa di bayar nyawa.”
Dia mengingatkan raja akan peristiwa tiga tahun silam “baginda memarahi  hamba dimuka umum, baginda yang mempermalukan hamba”.
Seraya berkata begitu ia mencabut keris kebesaran khas Donggo terselip dipinggangnya, “ Mohon hamba diselesaiakan sebagai laki-laki Donggo”. Katanya sembari menyodorkan kerisnya kepada Raja.
Dengan jiwa besar pula ompu Donggo memberikan pula “ Sambolo “ (ikat kepala khas Bima) miliknya kepada raja sebagai Samawo. Samawo biasanya adalah penutup leher binatang ketika disembelih . “ pakailah sambolo hamba:. Kata Ompu Donggo, dia pun berpesan , kiranya raja mengembalikan sambolo yang berlumuran darah kelak ke Donggo.
Biarlah rakyat tahu bahwa pemimpinya yg menjujnjung tingi harga diri. Ketimbang patuh pada pemimpin yang zolim.
Raja dengan siagap menerima keris dari tangan Ompu Donggo , seluruh pejabat yang hadir menahan napas menyaksikan peristiwa tersebut, raja yang didorong oleh amarah dan nafsu setan, sekali sabet saja, kepala ompu Donggo pun melayang seketika. Sesuai pesan ompu Donggo, mayat berikut sambolonya dikirim ke donggo. Yang sekarang masih di simpan di rumah masyarakat Desa Kala (lokasi situs la hila)
Sejarah di atas menandakan manusia tidak bisa diatur sesama manusia seperti robot karena manusia sama diciptakan oleh Allah SWT yang semuanya berasal dari tanah dan tidak ada sepotong manusiapun yang diciptakan oleh allah dari emas atau perunggu. olehnya demikian tidak perlu kita berbangga dengan pangkat dan jabatan serta kedudukan di dunia ini, itu semu hanya sementara.
Dan hindari kesewenang-wenangan didalam memimpin manusia karna manusia punya perasaan malu sebab ketika malu itu tidak bisa dikontrol maka yang terjadi seperti Kisah’’ Ompu Donggo“ dan sekarang sudah nampak lagi peristiwa-peristiwa yang sungguh luar biasa, antara lain terbakarnya Pandopo Bima, Kantor Bupati Bima, Pekelahin antar Kampung Di Negeri Bima dan masih banyak kejadian-kejadian lainya. ini semua perlu direnungkan bagi kita semua yang memangku  kepentingan rakyat, Janganlah Kita mengedepankan hawa nafsu dan kepentingan kelompok sehingga mengorbankan nilai-nilai peradaban sebagai Dou Mbojo dan umat Nabi Muhammad. jika tidak maka kita akan lenyap seperti Raja Firaun, Namruz dsb.
Tulisan ini sengaja saya persembahkan pada semua kawan-kawan yang cinta akan kedamaian, dan sebagai renungan bagi para pemimpin yang sedang melaksanakan tugas baik dipemerintah maupun swasta di darat maupun dilaut.

Bima, 17 Oktober 2012.
Salam Kedamaian dari Sang Donggo Muda

Oleh :  M. Rifial Akbar, SEAL( Instruktur Kemaritiman)
Pada SMK 10 Bima NTB.


6 komentar:

  1. keren,,,,masih ada ngga sejarah yg lain tentang donggo

    BalasHapus
  2. keren,,,,masih ada ngga sejarah yg lain tentang donggo

    BalasHapus
  3. Mantap.. boleh minta kontaknya sobat .. kita juga senasib.. salam kenal sama dou mbojo ndai..

    BalasHapus
    Balasan
    1. terimakasih telah memberikan tanggapannya, catatan diatas, adalah satu dari ratusan cerita tentang kebimaan. yang tentunya masih banyak kekurangan, bagi yang punya karya, coretan, tentang bima. boleh sumbangin.

      contak (cp : 085338815995)

      Hapus
  4. Mungkin harus disertai literasinya, agar tulisanya bisa jadi bahan acuan sejarah yg mencakup dimensi sejarah

    BalasHapus