Ekososbud
Raskin‘Disunat’, Warga Bajo Geram
Raskin‘Disunat’, Warga Bajo Geram
Bima, Bimakini.com.-Sejumlah warga Desa Bajo Kecamatan
Soromandi Kabupaten Bima geram dengan ulah pengelola beras untuk masyarakat
miskin (Raskin). Masalahnya, kuota beras untuk dua bulan yang diterima
rumah- tangga sasaran (RTS) hanya 13 dan 14 kilogram (Kg), padahal
mestinya 15 Kg.
Ketimpangan tersebut diketahui warga dan
aparatur rukun tetangga (RT) setelah menimbang setiap karung beras yang
diterima warga. Seluruh RTS setiap RT menerima jatah Raskin kurang dari yang
ditetapkan oleh pemerintah.
Ketua RT 03/01 Dusun Bajo Selatan Desa Bajo, Muhtar, mengaku heran pengurangan kuota Raskin karena yang diketahui warga dan perangkat setempat mestinya 15 Kg. “Rata-rata netto (berat) beras yang diterima 13 kilogram dan 14 kilogram, tidak ada yang 15 kilogram, kami sudah timbang dengan dacin kemarin,” katanya di Bajo, Selasa (6/11).
Diakuinya, jatah Raskin yang dikurangi bukan saja satu bulan. Kondisi tersebut rata-rata dikeluhkan warga miskin atau RTS. “Siapa yang kurangi kami juga tidak tahu, tapi harusnya tidak boleh dikurangi. Rata-rata warga mengeluh,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dusun Bajo Selatan, Dahlan M. Nur, mengatakan, rata-rata beras yang diterima warga miskin dikurangi dengan variasi 1-2 Kg. Hal itu diketahui setelah warga setempat menimbang dengan dacin. Jika dikalkulasikan dengan jumlah KK atau RTS maka total yang dikurangi 200 Kg lebih.
“Kami minta ini agar persoalan diperhatikan Bapak Bupati, kalau diminta untuk memberikan kesaksian kami akan sampaikan sesuia kenyataan ini. Masalah ini sudah sering terjadi, palingan beras dicucuk oleh buruh Bulog,” katanya.
Bagaimana pengakuan pihak Bulog? Kepala Gudang Bulog Bima di Kecamatan Madapangga, Rusnadi, membantah sengaja mengurangi berat Raskin setiap karung. Diakuinya, distribusi beras sudah sesuai prosedur, setiap karung seberat 15 Kg. Saat disalurkan kepada pihak Pemerintah Desa sudah dilengkapi berita acara yang memuat berat dan jumlah karung.
“Kalau itu kami tidak tahu, yang jelas berap kami droping sesuai mekanisme, saat penyerahan kepada Desa sudah dilengkapi berita acara,” katanya.
Rusnadi menyilakan masyarakat jika ingin melapor kepada aparat Kepolisian tentang temuan itu, karena pihak gudang Bulog tidak memiliki tanggung jawab setelah beras didistribusikan. Namun, bila ada protes pihak setempat bisa saja mengganti kekurangan berat Raskin.
“Kalau ada protes kekurangan bisa kami drop ulang kekurangan itu. Karena memang setiap beras dicucuk untuk mengantisipasi kemungkinan buruk seperti adanya menir, tapi walau dicucuk netto-nya tidak kami dikurangi,” katanya.
Menurutnya, kekurangan berat Raskin setiap karung bisa saja terjadi setelah diserahkan kepada pihak aparatur Desa. “Bisa saja oleh pihak Desa, karena siapa yang tahu kondisi di lapangan,” katanya.
Pada bagian lain, Kepala Desa Bajo, Asraman MR, membantah aparatur setempat yang mengurangi jatah beras. Sebelumnya, informasi temuan tersebut sudah diketahuinya beberapa hari lalu setelah dilaporkan warga.
“Jangan seenaknya orang Bulog nuduh kami, masa kami mengurangi beras untuk masyarakat kami sendiri. Pantang kami lakukan itu, karena kami sadari pentingnya beras untuk masyarakat miskin,” katanya.
Diakuinya, keluhan yang sama bukan saja kali ini, beberapa bulan lalu sejumlah warga dusun Lewintana yang kini sudah dimekarkan juga menyampaikan hal sama. Saat itu jatah Raskin yang kurang didrop tambah gudang Bulog.
“Kami menduga ini dilakukan orang gudang Bulog, mungkin memanfaatkan momentum akhir tahun. Kami akan segera melaporkan ini kepada Bapak Bupati,” isyaratnya. (BE.17)
Ketua RT 03/01 Dusun Bajo Selatan Desa Bajo, Muhtar, mengaku heran pengurangan kuota Raskin karena yang diketahui warga dan perangkat setempat mestinya 15 Kg. “Rata-rata netto (berat) beras yang diterima 13 kilogram dan 14 kilogram, tidak ada yang 15 kilogram, kami sudah timbang dengan dacin kemarin,” katanya di Bajo, Selasa (6/11).
Diakuinya, jatah Raskin yang dikurangi bukan saja satu bulan. Kondisi tersebut rata-rata dikeluhkan warga miskin atau RTS. “Siapa yang kurangi kami juga tidak tahu, tapi harusnya tidak boleh dikurangi. Rata-rata warga mengeluh,” katanya.
Dihubungi terpisah, Kepala Dusun Bajo Selatan, Dahlan M. Nur, mengatakan, rata-rata beras yang diterima warga miskin dikurangi dengan variasi 1-2 Kg. Hal itu diketahui setelah warga setempat menimbang dengan dacin. Jika dikalkulasikan dengan jumlah KK atau RTS maka total yang dikurangi 200 Kg lebih.
“Kami minta ini agar persoalan diperhatikan Bapak Bupati, kalau diminta untuk memberikan kesaksian kami akan sampaikan sesuia kenyataan ini. Masalah ini sudah sering terjadi, palingan beras dicucuk oleh buruh Bulog,” katanya.
Bagaimana pengakuan pihak Bulog? Kepala Gudang Bulog Bima di Kecamatan Madapangga, Rusnadi, membantah sengaja mengurangi berat Raskin setiap karung. Diakuinya, distribusi beras sudah sesuai prosedur, setiap karung seberat 15 Kg. Saat disalurkan kepada pihak Pemerintah Desa sudah dilengkapi berita acara yang memuat berat dan jumlah karung.
“Kalau itu kami tidak tahu, yang jelas berap kami droping sesuai mekanisme, saat penyerahan kepada Desa sudah dilengkapi berita acara,” katanya.
Rusnadi menyilakan masyarakat jika ingin melapor kepada aparat Kepolisian tentang temuan itu, karena pihak gudang Bulog tidak memiliki tanggung jawab setelah beras didistribusikan. Namun, bila ada protes pihak setempat bisa saja mengganti kekurangan berat Raskin.
“Kalau ada protes kekurangan bisa kami drop ulang kekurangan itu. Karena memang setiap beras dicucuk untuk mengantisipasi kemungkinan buruk seperti adanya menir, tapi walau dicucuk netto-nya tidak kami dikurangi,” katanya.
Menurutnya, kekurangan berat Raskin setiap karung bisa saja terjadi setelah diserahkan kepada pihak aparatur Desa. “Bisa saja oleh pihak Desa, karena siapa yang tahu kondisi di lapangan,” katanya.
Pada bagian lain, Kepala Desa Bajo, Asraman MR, membantah aparatur setempat yang mengurangi jatah beras. Sebelumnya, informasi temuan tersebut sudah diketahuinya beberapa hari lalu setelah dilaporkan warga.
“Jangan seenaknya orang Bulog nuduh kami, masa kami mengurangi beras untuk masyarakat kami sendiri. Pantang kami lakukan itu, karena kami sadari pentingnya beras untuk masyarakat miskin,” katanya.
Diakuinya, keluhan yang sama bukan saja kali ini, beberapa bulan lalu sejumlah warga dusun Lewintana yang kini sudah dimekarkan juga menyampaikan hal sama. Saat itu jatah Raskin yang kurang didrop tambah gudang Bulog.
“Kami menduga ini dilakukan orang gudang Bulog, mungkin memanfaatkan momentum akhir tahun. Kami akan segera melaporkan ini kepada Bapak Bupati,” isyaratnya. (BE.17)
Bima, Bimakini.com.- Pemerintah segera mulai menambah lebar
dan kedalaman dermaga di Desa Bajo Kecamatan Soromandi. Dermaga tersebut
diproyeksi sebagai pelabuhan Kabupaten Bima setelah penyerahan aset fasilitas
pendukung transportasi laut kepada Pemerintah Kota Bima. Hal tersebut
disampaikan Kepala Desa Bajo, Asraman MR.
Dikatakannya, kepastian itu setelah
diinformasikan oleh Bupati Bima, H. Ferry Zulkarnain, ST, belum lama ini.
Sebelumnya, tim dari Pemerintah Kabupaten Bima sudah menyurvai dan mengukur
laut sekitar dermaga Bajo. “Belum lama ini saya bertemu dan berbicara dengan
Dae (Bupati Bima), Beliau menyampaikan bahwa Kabupaten Bima saat ini tidak
memiliki pelabuhan dan lokasi yang paling tepat dan strategis hanya di Bajo,”
katanya di Soromandi, kemarin.
Diakuinya, tiga hari lalu, tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima hadir di desa setempat menyurvai dan mematok lokasi sekitar dermaga. Dalam waktu beberapa hari lagi, akan mulai membangun lokasi lapang (space) untuk pasar Soromandi.
“Selain los pasar, sepanjang tepi pantai juga akan dibangun ruang seperti kios dan akan disewakan. Akan banyak pengembangan sekitar dermaga,” katanya.
Asraman mengatakan, selain pasar dan pelabuhan, saat ini Pemerintah Kabupaten Bima sedang menyiapkan pembangunan Paruga Nae di Desa Bajo. Saat ini tim Kecamatan dan Desa yang dibentuk pemerintah daerah sedang menyiapkan lokasi strategis.
“Kemungkinan lokasi yang akan ditetapkan sekitar lapangan, karena tidak mungkin kita menggunakan lapangan. Alhamdulillah akan banyak pembangunan di Bajo, sejak beberapa hari lalu pembenahan jembatan rusak juga sudah dimulai,” katanya.
Ditambahkannya, selain itu Pemkab Bima juga mengalokasikan anggaran untuk pembangunan talud sepanjang 1.000 meter. “Untuk talud mungkin beberapa hari lagi mulai dikerjakan karena pemerintah daerah sudah tenderkan itu dan sudah ada pemenangnya,” pungkasnya.
Pembangunan tersebut direspons positif sejumlah warga setempat. “Alamdulillah kami sangat berterimakasih kepada Pemkab sudah mau mendengarkan aspirasi kami. Saya lihat material untuk jembatan sudah ada, dermaga juga terus dikembangkan,” ungkap Rahmat, warga Bajo. (BE.17)
Diakuinya, tiga hari lalu, tim dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima hadir di desa setempat menyurvai dan mematok lokasi sekitar dermaga. Dalam waktu beberapa hari lagi, akan mulai membangun lokasi lapang (space) untuk pasar Soromandi.
“Selain los pasar, sepanjang tepi pantai juga akan dibangun ruang seperti kios dan akan disewakan. Akan banyak pengembangan sekitar dermaga,” katanya.
Asraman mengatakan, selain pasar dan pelabuhan, saat ini Pemerintah Kabupaten Bima sedang menyiapkan pembangunan Paruga Nae di Desa Bajo. Saat ini tim Kecamatan dan Desa yang dibentuk pemerintah daerah sedang menyiapkan lokasi strategis.
“Kemungkinan lokasi yang akan ditetapkan sekitar lapangan, karena tidak mungkin kita menggunakan lapangan. Alhamdulillah akan banyak pembangunan di Bajo, sejak beberapa hari lalu pembenahan jembatan rusak juga sudah dimulai,” katanya.
Ditambahkannya, selain itu Pemkab Bima juga mengalokasikan anggaran untuk pembangunan talud sepanjang 1.000 meter. “Untuk talud mungkin beberapa hari lagi mulai dikerjakan karena pemerintah daerah sudah tenderkan itu dan sudah ada pemenangnya,” pungkasnya.
Pembangunan tersebut direspons positif sejumlah warga setempat. “Alamdulillah kami sangat berterimakasih kepada Pemkab sudah mau mendengarkan aspirasi kami. Saya lihat material untuk jembatan sudah ada, dermaga juga terus dikembangkan,” ungkap Rahmat, warga Bajo. (BE.17)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar